Rabu, September 19, 2007

BPOM Teliti Jamu Toko Kembang Menoor Empat Korban Keracunan Masih Dirawat

Rabu, 19 Mei 2004 SEMARANG


SALATIGA - Dua staf Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jateng, Selasa (18/5) sore mendatangi Toko Jamu Kembang Menoor di Jalan Belakang Pasar 15, Salatiga. Mereka menyita sejumlah kemasan jamu racikan dalam kemasan di toko itu.

Sampel itu akan diteliti di BPOM untuk mengetahui apakah jamu yang dijual di Toko Kembang Menoor penyebab teracunnya 20 warga Salatiga dan Kabupaten Semarang (SM, 18/5).

Sayang, dua staf BPOM Dra Nurjaya Bangsawan dan Drs Apt Agung Supriyanto, enggan menjelaskan jenis - jenis jamu yang disita. Termasuk enggan menjelaskan langkah apa yang akan diambil untuk melindungi konsumen jamu di Salatiga.

"Kalau minta konfirmasi, jangan ke saya. Saya hanya ditugaskan pimpinan untuk meneliti. Sampel jamu ini kami bawa ke Semarang. Kalau sudah diperiksa, pimpinan pasti akan mengadakan jumpa pers," kata Agung.

Sementara itu, Ketua Badan Pengelola RSUD Salatiga dr Kuncoro Adi Purjanto menambahkan, jumlah pasien yang masih dirawat empat orang. Seorang masih diinfus, sedangkan tiga lainnya tidak.

Kasus keracunan jamu tersebut tampaknya diketahui secara terlambat oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga dan BPOM Jateng.

Kasubdin Pelayanan Kesehatan DKK Salatiga Drs Apt Siswanto Jaka Purnama mengaku baru mengetahui kasus tersebut setelah membaca Suara Merdeka terbitan hari Selasa (18/5).

Karena itu, Kepala DKK Salatiga dr Suryaningsih langsung membentuk tim peneliti kasus tersebut. Untuk meneliti pasien, Suryaningsih menugaskan Kasubdin Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dr Sovie Haryanti MKes.

Sovie pun enggan memberikan penjelasan. "Saya no comment saja. Tanya yang diberi mandat untuk memberikan keterangan kepada wartawan oleh Bu Suryaningsih," tutur Sovie seraya menunjuk Siswanto Jaka Purnama.

Untuk meneliti penyebab keracunan, Suryaningsih menugaskan Siswanto Jaka Purnama. Hanya, ketika Jaka Purnama menugaskan Kasi Farmasi Makanan dan Minuman, Sanusi, ke Toko Obat Kembang Menoor, pemilik toko berkesan tak terbuka. "Pemiliknya mengatakan, dia hanya menjual jamu-jamu bermerek," ucap Sanusi.

Tertutup

Pemiliknya, Sunarso, baru terbuka ketika tokonya didatangi oleh dua petugas BPOM. Hanya, beberapa saat setelah Nurjaya dan Agung Supriyanto yang disertai Jaka Purnama dan Sanusi datang ke toko tersebut, semua pintu langsung ditutup karyawan toko.

Kepada petugas BPOM, Ny Sunarso menyerahkan beberapa bungkus jamu yang diduga sisa dari jamu yang diberikan kepada para konsumennya. Dari beberapa bungkus jamu tersebut, dalam satu bungkus terlihat serbuk temulawak.(A2-84k)

Tidak ada komentar: